loading...

Wednesday, June 29, 2016

MISI KRISTEN BUKAN MISI DAMAI

MISI KRISTEN BUKAN MISI DAMAI


Matius 10 : 34-36
"Jangan kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi; aku datang bukan untuk membawai damai melainkan pedang. Sebab aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.



JAWAB :


Sekalipun Yesus Kristus disebut "Raja Damai" dan kebenaran harus senantiasa disampaikan dengan, ada unsur tertentu dalam kedatangan dan pemberitaan Injil-Nya yang akan mengakibatkan pemisahan dengan sengaja.
[1] Iman kepada Kristus memisahkan orang percaya dari orang berdosa dan dunia.


* 2 Korintus 6:17-18,
"Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan, demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."



Konsep mengenai pemisahan dari yang jahat ini adalah dasar dalam hubungan Allah dengan umat-Nya. Menurut Alkitab, pemisahan itu meliputi dua dimensi - yang satu negatif dan yang lain positif:

(a) memisahkan dirimu secara moral dan rohani dari dosa dan dari segala sesuatu yang bertentangan dengan Yesus Kristus, kebenaran, dan Firman Allah;
(b) mendekatkan diri kepada Allah dalam suatu persekutuan yang akrab dan intim melalui penyerahan diri, penyembahan, dan pelayanan. Pemisahan dalam pengertian ganda ini menghasilkan suatu hubungan di mana Allah menjadi Bapa sorgawi kita yang hidup bersama kita sebagai Allah kita, dan sebaliknya kita menjadi anak-anak-Nya laki-laki dan anak-anak-Nya perempuan.

Dalam Perjanjian Lama, pemisahan merupakan suatu tuntutan Allah yang terus-menerus bagi umat-Nya. Mereka diharapkan menjadi kudus, berbeda, dan terpisah dari semua bangsa lain supaya menjadi milik Allah sendiri. Satu alasan penting yang menyebabkan Allah menghukum umat-Nya dengan membuang mereka ke Asyur dan Babilonia ialah karena mereka bersikeras ingin menyesuaikan diri dengan penyembahan berhala dan gaya hidup yang fasik dari bangsa-bangsa di sekitar mereka.

Dalam Perjanjian Baru, Allah memerintahkan orang percaya untuk memisahkan diri,

(a) dari sistem dunia yang bejat dan dari tindakan kompromi yang tidak kudus;
(b) dari orang-orang dalam jemaat yang berbuat dosa dan menolak untuk bertobat, dan
(c) dari guru, jemaat, dan kepercayaan yang palsu yang mengajarkan teologi yang salah dan menyangkal kebenaran alkitabiah.

Sikap kita dalam pemisahan ini harus nampak dalam hal:

(a) membenci dosa, ketidakbenaran, dan sistem dunia yang bejat
(b) melawan doktrin palsu;
(c) kasih yang tulus terhadap mereka yang darinya kita harus pisahkan diri;
(d) takut akan Allah sementara kita menyempurnakan kekudusan

Maksud dari pemisahan ini ialah agar sebagai umat Allah kita dapat:

(a) bertekun dalam keselamatan, iman, dan kekudusan;
(b) hidup semata bagi Allah sebagai Tuhan dan Bapa kita; dan
(c) menginsafkan dunia yang tidak percaya ini akan kebenaran dan berkat-berkat Injil.

Jikalau kita memisahkan diri sebagaimana mestinya, maka Allah sendiri akan membalas dan mendekati kita dengan perlindungan, berkat, dan pemeliharaan-Nya sebagai Bapa. Dia berjanji untuk bersikap dan bertindak sebagai seorang Bapa yang baik. Dia akan menjadi penasihat dan pembimbing kita; Dia akan mengasihi dan menghargai kita sebagai anak-anak-Nya sendiri.

Penolakan orang percaya untuk memisahkan diri dari yang jahat pasti akan mengakibatkan hilangnya persekutuan dengan Allah, penerimaan oleh Bapa, dan hak-hak kita sebagai anak.

[2] Pemberitaan Firman Allah dan kebenarannya akan mendatangkan perlawanan, perpecahan, dan penganiayaan.

[3] Kehidupan yang dijalani sesuai dengan standar kebenaran yang ditetapkan Kristus akan mendatangkan ejekan dan cemoohan.

[4] Mempertahankan iman rasuli Perjanjian Baru terhadap ajaran yang sesat akan mendatangkan perpecahan.

[5] Ajaran Kristus mengenai damai dan kesatuan harus senantiasa diperhadapkan dengan kebenaran bahwa Ia datang "bukan untuk membawa damai, melainkan pedang"

No comments: