loading...

Wednesday, June 29, 2016

Hubungan Muhammad SAW, Sabean dan Dewa-Dewa Irak


Postby vivaldi »
 
Islam selama ini mengklaim sebagai sebuah agama baru dan diturunkan langsung dari langit oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril. Namun apakah klaim ini benar atau sekedar ungkapan hiperbolis untuk mendapatkan legitimasi sebagai agama yang orisinal?.
Tulisan berikut akan membahas satu aspek yang terdapat dalam Al-Qur’an yaitu keberadaan kaum Sabean dan apa pengaruh yang mungkin dimiliki kaum Sabeaan dalam perkembangan pemikiran keagamaan Muhammad SAW dan konsep Allah SWT.


I. TENTANG KAUM SABEAN
I.1. KAUM SABEAN DALAM AL-QUR’AN


Dalam al-Qur’an ditulis tentang keberadaan satu golongan agama yaitu kaum Sabean.
QS 2 : 62 :
Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin [56], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah [57], hari kemudian dan beramal saleh [58], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

QS 5 : 69 :
Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja [431] (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

QS 22 : 17 :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin [984] orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.


Siapa yang dimaksud dengan Sabean ini tampaknya juga tidak begitu jelas.
Berikut diberikan tafsiran tentang siapa kaum Sabean ini.

1. Catatan kaki Al-Qur’an no 56 :
[56] Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at Nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.

2. Ibn Kathir
Berikut kutipan dari tafsir Ibn Kathir terhadap QS 2 : 62 diatas.
Sumber :
http://www.tafsir.com/default.asp?sid=2&tid=2204

There is a difference of opinion over the identity of the Sabians. Sufyan Ath-Thawri said that Layth bin Abu Sulaym said that Mujahid said that, "The Sabians are between the Majus, the Jews and the Christians. They do not have a specific religion.'' Similar is reported from Ibn Abi Najih. Similar statements were attributed to `Ata' and Sa`id bin Jubayr. They (others) say that the Sabians are a sect among the People of the Book who used to read the Zabur (Psalms), others say that they are a people who worshipped the angels or the stars. It appears that the closest opinion to the truth, and Allah knows best, is Mujahid's statement and those who agree with him like Wahb bin Munabbih, that the Sabians are neither Jews nor Christians nor Majus nor polytheists. Rather, they did not have a specific religion that they followed and enforced, because they remained living according to their Fitrah (instinctual nature). This is why the idolators used to call whoever embraced Islam a `Sabi', meaning, that he abandoned all religions that existed on the earth. Some scholars stated that the Sabians are those who never received a message by any Prophet. And Allah knows best.

Ada perbedaan pendapat tentang identitas dari orang-orang Sabean. Sufyan Ath-Thawri berkata bahwa Layth bin Abu Sulaym berkata bahwa Mujahid berkata : “Orang-orang Sabean adalah antara Majus, Yahudi dan Kristen. Mereka tidak memiliki agama yang tertentu.” Hal yang sama juga dilaporkan oleh Ibn abi Najih. Pernyataan yang sama juga dinisbatkan kepada Ata dan Said bin Jubayr. Mereka berkata bahwa Sabean adalah sekte dari ahli Kitab yang biasa membaca Zabur (Mazmur), yang lain berkata bahwa mereka adalah penyembah malaikat dan bintang-bintang. Tampaknya pendapat yang paling benar, hanya Allah yang tahu, adalah pendapat Mujahid …….. Itulah sebabnya penyembah berhala menyebut orang yang memeluk Islam sebagai Sabi, yang berarti dia telah meninggalkan semua agama yang ada didunia. Beberapa pakar menyatakan bahwa Sabean adalah mereka yang tidak pernah menerima wahyu dari nabi manapun. Dan Allah-lah yang maha mengetahui.



I.2. HUBUNGAN KAUM SABEAN DENGAN MUHAMMAD SAW
I.2.1. MENURUT KRISTEN


Sangat menarik karena seorang Apologet Kristen yang hidup sekitar tahun 800an masehi yaitu al-Kindi telah menuduh bahwa Muhammad mengadopsi kepercayaan dari kaum Sabean.
Sumber :
The Apology of Al Kindy
Written at the Court of Al Mamun (Circa A.H. 215; A.D. 830)
Diterjemahkan oleh Sir William Muir
In Defence of Christianity Against Islam, halaman 41 - 42


The first Section is devoted to a defence of the doctrine of the Trinity, in which the argument is, to our apprehension, often weak and far-fetched. His friend had invited him to embrace the Catholic, or Hanyfite, faith of Abraham, their common father. Our Apologist answers that the Hanyfite faith was in reality the idolatrous religion of the Sabeans, which the patriarch professed before his conversion to the worship of the One true God. "Which of these two religions of Abraham," he asks, "am I to adopt? If it be the Unity, I reply that the revelation thereof made to Abraham was inherited by Isaac, not by Ishmael, and descended in the line not of the Arabs, but of the Israelites; and it is for them, and not for you, to invite me to the same." …

…. Sahabatnya telah mengajaknya untuk memeluk agama Katholik atau kepercayaan hanif, kepercayaan Abraham, leluhur mereka secara umum. Sang Apologet kita menjawab bahwa kepercayaan Hanif dalam kenyataannya adalah agama penyembahan berhala dari kaum Sabeans, yang diakui oleh bapa-bapa leluhur sebelum pertobatannya untuk menyembah satu Tuhan. “Mana dari antara 2 agama Abraham,” dia (vivaldi : Muhammad) bertanya, “Yang akan aku ambil.” Jika yang diambil adalah keesaan, Aku menjawab bahwa wahyu kepada Abraham telah diwariskan kepada Ishak, bukan Ismael, dan bukan kepada keturunan Arab, melainkan kepada Israel, dan agama itu adalah untuk mereka (vivaldi : Israel), bukan untukmu (vivaldi : Muhammad) ……”



I.2.2. MENURUT SUMBER ISLAM
Menarik sekali karena tuduhan dari Al-Kindy ternyata juga bergema dalam khazanah literature Islam. Muhammad dan muslim sendiri disebut sebagai Sabean oleh orang-orang sejamannya.

1. Imam Bukhari
Sumber :
Sahih Al-Bukhari, Volume 1, Book 7, Number 340)

..… Then the Prophet proceeded on and the people complained to him of thirst. Thereupon he got down and called a person (the narrator 'Auf added that Abu Raja' had named him but he had forgotten) and 'Ali, and ordered them to go and bring water. ……… They requested her to accompany them. She asked, "Where?" They said, "To Allah's Apostle." She said, "Do you mean the man WHO IS CALLED THE SABI, (with a new religion)?" They replied, "Yes, the same person. So come along." They brought her to the Prophet and narrated the whole story. ……… .... Abu 'Abdullah said: The word Saba'a means "The one who has deserted his old religion and embraced a new religion." Abul 'Ailya said, "The Sabis are a sect of people of the Scripture who recite the Book of Psalms."

..… Kemudian rasulullah meneruskan perjalanan dan orang-orang mengeluh kehausan. Kemudian dia turun dan memanggil seseorang dan Ali dan memerintahkan mereka pergi dan mengambil air …. Mereka meminta si wanita untuk mengikutinya. Dia bertanya, “Kemana?” Mereka menjawab, “Kepada Rasulullah.” Si wanita berkata, “Apakah maksudmu adalah orang yang disebut SABI, (dengan agama barunya)” Mereka menjawab, “Ya, orang yang sama. Ayo ikut bersama kami” Mereka membawanya kepada Rasulullah dan menceritakan segalanya …….. Abu Abdullah berkata : “Kata Saba’a berarti “Orang yang telah meninggalkan agama lamanya dan memeluk agama baru.” Abul aliya berkata, “Orang Sabis adalah sekte dari ahli kitab yang membaca kitab Mazmur (Zabur)”


Sumber :
Sahih Al-Bukhari, Volume 5, Book 59, Number 658

..... So when he came to Mecca, someone said to him, "You have become A SABIAN?" Thumama replied, "No! By Allah, I have embraced Islam with Muhammad, Apostle of Allah. No, by Allah! Not a single grain of wheat will come to you from Jamaica unless the Prophet gives his permission."

…… maka ketika dia datang ke Mekah, seseorang berkata kepadanya, “Engkau telah menjadi seorang Sabean?” Thumama menjawab, “Tidak! Demi allah, aku telah memeluk Islam dengan Muhammad, Rasulullah, Demi Allah …….


Dalam hadis Bukhari diatas dikisahkan dimana Thumama menolak disamakan dengan Sabean. Namun sangat mungkin kisah-kisah penolakan ini adalah karangan belakangan untuk mencoba memutuskan hubungan antara Muhammad dengan Sabean. Hal ini tidaklah mengherankan karena dengan berjalannya waktu, kebanggaan nasionalitas Arab semakin berkembang sehingga adalah merupakan cela dimana agama orang Arab ternyata diambil dari agama kaum Sabean.

2. Abd al-Rahman ‘ibn ‘Zayd (meninggal 798 AD)

Sumber :
The Knowledge of Life
Sinasi Gunduz
Journal of Semitic Studies, Oxford University Press, Oct 1994, halaman 18


"The polytheists used to say of the prophet and his companions ‘these are the Sabians’ comparing them to them, because the Sabians who live Jaziartal-Mawsil (today known as Iraq) would say ‘there is no God but God’."

Penyembah berhala biasa menyatakan bahwa Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, ‘mereka adalah Sabean’, membandingkan mereka kepada kaum Sabean, sebab kaum Sabean yang hidup di Jaziartal-Mawsil (sekarang dikenal sebagai Irak) biasa berkata ‘Tidak ada tuhan selain Allah”


Sinusi Gunduz sendiri adalah seorang profesor dari Departemen Filosofi dan Agama, Universitas Ondokuz , Turkey

3. Ibn Jurayi (meninggal 767 M)
Sumber :
Ibid, halaman 18

"I saw the prophet when I was a pagan. He was saying to the people, ‘if you want to save yourselves, accept that there is no God but Allah’ At this moment I noticed a man behind him saying ‘he is a sabi.’ When I asked somebody who he was he told me he was ‘Abu Lahab, his uncle' Of the relationship between the Sabians who lived in Sawad (in Iraq ) and Mohammed it is mention that the polytheists of Mecca were heard to say of Mohammed "he has become a Sabian."

“Aku melihat Rasulullah saat aku masih seorang penyembah berhala. Dia berkata kepada orang-orang, “Jika engkau mau menyelamatkan dirimu, terimalah ‘tiada tuhan selain Allah’. Saat itulah aku melihat seorang dibelakangnya berkata, ‘dia adalah seorang sabi’. Ketika aku bertanya siapa dia seseorang berkata bahwa dia adalah ‘Abu Lahab, pamanya’. Tentang hubungan antara Sabean yang hidup di Sawad (di Iraq) dan Muhammad dikatakan bahwa kaum polyteis di Mekah berkata tentang Muhammad bahwa “Muhammad telah menjadi kaum Sabean


4. ‘Abd al-Rahman ‘ibn Zayd (meninggal 798 M)
Sumber :
Ibid, halaman 18

The prophet and his companions are referred to as "these are the Sabians" comparing Mohammed to the Sabians

Rasulullah dan sahabat-sahabatnya dijuluki sebagai “mereka adalah kaum Sabean”, yang membandingkan Muhammad dengan kaum Sabean.


Dari informasi Ibn Jurayi dan Abdul al-Zanad diatas diperoleh inforamsi bahwa kaum Sabean berasal dari Irak (Mesopotamia).


I.3 KEPERCAYAAN ORANG SABEAN
Dan apa kepercayaan orang Sabean ini. Kutipan berikut diambil dari.
Sumber :
The Knowledge of Life
Sinasi Gunduz
Journal of Semitic Studies, Oxford University Press Oct 1994, halaman 23 dan 25


‘Abd ‘Allah ‘ibn al-‘Abbas (lived about 650 AD) wrote:
The religion of the Sabians is a sect of Christianity.
Ziyad ‘ibn ‘Abihi (d. 672 AD) who was the governor of Iraq during the first Umayyad caliph Mur awiyah wrote:
The Sabians believed in prophets and prayed five times daily.
Mujahid ‘ibn Jarir (d 722 AD) wrote:
The Sabians have no distinctive religion and is somewhere between Judaism and Magianism.
Hasan al-Basri (d728 AD) wrote:
They read the zabur and pray in the direction of the qiblah.
Wahb ‘ibn Munabbih (d 728-732 AD) who was originally from Iran wrote:
The Sabians believe "there is no God but God" and that they do not have canonical law.
Qatadah ‘ibn Di’amah (d736 AD) wrote:
The Sabians worshipped angels, read zabur, prayed five ritual prayers.
‘Abdul al-Zanad (d.747 AD) wrote:
The Sabians are from “Kutha” in Iraq, they believe in prophets, fast 30 days in a year, and pray 5 times daily towards Yaman.
Malik ‘ibn ‘Anas (d795) wrote:
The Sabians are between Judaism and Christianity and they have no scriptures.

‘Abd ‘Allah ‘ibn al-‘Abbas (hidup sekitar 650 M) menulis :
Agama Sabean adalah sekte dalam agama Kristen

Ziyad ‘ibn ‘Abihi (meninggal 672 AD) yang adalah gubernur Irak pada masa Muawiyah khalifah pertama dinasti Umayad menulis
Orang-orang Sabean percaya kepada nabi-nabi dan berdoa lima kali sehari

Mujahid ‘ibn Jarir (meninggal 722 M) menulis :
Orang-orang Sabean tidak memiliki agama tertentu dan berada antara Yudaisme dan Magianisme

Hasan al-Basri (meninggal 728 M) menulis :
Mereka membaca Mazmur dan berdoa menghadap kiblat.

Wahb ‘ibn Munabbih (meninggal 728 / 732 M) yang berasal dari Irak menulis :
Orang Sabean percaya “Tidak Ada Tuhan Selain Allah” dan mereka tidak memiliki hukum kanonik.

Qatadah ‘ibn Di’amah (meninggal 736 M) menulis :
Orang Sabean menyembah malaikat-malaikat, membaca Mazmur, berdoa lima kali sehari.

‘Abdul al-Zanad (meninggal 747 M) menulis :
Orang Sabean berasal dari “Kutha” di Iraq, mereka percaya nabi-nabi, berpuasa 30 hari dalam satu tahun dan berdoa 5 kali sehari menghadap Yaman

Malik ‘ibn ‘Anas (meninggal 795 M) menulis :
Orang Sabean berada antara Yudaisme dan Kristen dan mereka tidak memiliki kitab suci.


Jadi kepercayaan orang-orang Sabean adalah :
1. Pengakuan iman “Tidak Ada Tuhan Selain Allah”, sama seperti kalimat syahadat.
2. Berdoa 5 kali dalam satu hari, sama seperti muslim sholat 5 kali dalam satu hari
3. Berdoa menghadap kiblat yaitu ke Yaman, sama seperti muslim menghadap kiblat ke Kabah
4. Berpuasa 30 hari dalam satu tahun, sama seperti muslim berpuasa di bulan Ramadhan
5. Percaya akan nabi-nabi, sama seperti muslim percaya 25 nabi
6. Adalah kaum yang tidak memiliki kitab suci, sama seperti kaum Arab pra Al-Qur’an
7. Berada antara Yudaisme dan Kristen, sama seperti posisi Islam dalam hal Yesus : menerima sebagai nabi namun menolak sebagai Firman Allah yang hidup.


Dari uraian diatas terbuktilah hubungan antara Muhammad dengan kaum Sabean, dimana dapat dikatakan bahwa Muhammad SAW mengadopsi kepercayaan kaum Sabean dan meleburnya dengan kebiasaan dan adat istiadat Arab. Jadi tuduhan kaum Quraish bahwa Muhammad SAW adalah kaum Sabean terbukti benar.


II. IRAK DAN DEWA-DEWA
II.1. DEWA BULAN SIN


Menurut sumber di sub bab I.2.2. diatas disebutkan bahwa orang Sabean berasal dari Irak. Satu kutipan lagi dari Sinazi Gunduz yang menyatakan orang Sabean berasal dari Irak.
Sumber :
Ibid, halaman 23

Abdul al-Zanad (meninggal 747 M)

The Sabians are from “Kutha” in Iraq
Orang Sabean berasal dari “Kutha” di Iraq


Sementara menurut catatan kaki Al-Qur’an.
[56] Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at Nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.

Jadi selain menyerupai Yahudi dan Kristen, kaum Sabean juga memuja perbintangan dan dewa-dewa.
Dari sini kita sudah bisa menarik ada satu benang merah kaitan antara Muhamamd - Sabean – Irak – Perbintangan – Dewa

Jika kita berbicara tentang dewa-dewa kuno wilayah Irak (Mesopotamia) wilayah asal kaum Sabean, sangat menarik karena terlihat bahwa penduduk Irak (Mesopotamia) kuno ini sangat memuja SIN / NANA yang adalah Dewa Bulan.

Sumber :
Encyclopaedia Britannica
Topik : SIN

(Akkadian), Sumerian Nannain Mesopotamian religion, the god of the moon. ……
Nanna, the Sumerian name for the moon god, may have originally meant only the full moon, whereas Su-en, later contracted to Sin, designated the crescent moon. At any rate, Nanna was intimately connected with the cattle herds that were the livelihood of the people in the marshes of the lower Euphrates River, where the cult developed. (Thecity of Ur, of the same region, was the chief centre of the worship of Nanna.) The crescent, Nanna's emblem, was sometimes represented by the horns of a great bull.

(Akkadian), Summeria Nana, agama Mesopotamia, dewa bulan. ……..
Nanna, nama Sumeria bagi dewa bulan, mungkin awalnya disimbolkan dengan bulan purnama, sementara Su-en, kemudian dipendekkan menjadi Sin, disimbolkan dengan bulan sabit………


Simbol dari dewa bulan Sin ini adalah bulan sabit.

Image

Lambang Sin adalah bulan sabit yang berada disisi kiri.

Atau gambar berikut yang dikutip dari.
Sumber :
The Sabian Mysteries in Vanished Civilizations
J.B. Segal, editor Edward Bacon
Thames & Hudson, London 1963


Image

Kemudian bagaimana pemujaan dewa bulan ini bisa terimport ke wilayah Arab. Sangat mungkin terjadi pada era raja terakhir Babylonia yaitu Raja Nabonidus yang tampaknya sempat memindahkan kerajaannya ke Teima, sebuah kota di sisi utara Medinah selama 10 tahun (550 SM – 540 SM) yang tercatat dalam Syair Kisah Nabonidus.
Sumber :
Ancient Records from North Arabia
F.V.Winnett and W.L.Reed,
University of Toronto Press, 1970, halaman 89


Nabonidus killed the prince of Teima and took his residency and built there his palace like his palace in Babylonia.

Nabonidus membunuh pangeran dari Teima dan mengambil alih kediamannya dan kemudian membangun istananya dilokasi itu seperti istananya di Babylonia.


Masih menurut sumber diatas, halaman 91, dari inskripsi yang ditemukan di Harran – kota asal Nabonidus – tercatat bahwa dia juga menaklukkan kota-kota di Hijaz, diantaranya adalah Yathrib (Medina) dan Khaybar. Kota Khaybar sendiri terletak di utara Medina sekitar 100 km dalam arah menuju ke Teima.

Dan Nabonidus sendiri adalah seorang penyembah dewa bulan Sin.
Gambar ukiran baja raja Nabonidus berikut diambil dari sumber :
The Reign of Nabonidus King of Babylon 556-539 BC
Paul-Alain Beaulieu
Yale Univ. Press, New Haven. 1989


Image

Dan masyarakat Arab padang pasir adalah penyembah bulan yang sangat intensif karena alasan berikut.
Sumber :
Sejarah Ringkas Dunia Arab
Phillip K Hitti
Iqra Pustaka, Yogyakarta, 2001, halaman 24


Penyembahan dewa-dewi Arab tidak dipentingkan orang, sedang orang Badawi sendiri lebih mementingkan penyembahan Dewa Bulan (sebab sebagai penghuni negeri beriklim panas menganggap kesejukan malam hari sebagai kawannya dan matahari sebagai musuhnya)


II.2 DEWA IL-HALLABU / RAHMAN / RIMMON

Selain kaitan dengan dewa bulan Sin, ternyata Aulloh SWT juga dikaitkan secara langsung oleh Muhammad SAW dengan dewa IL-HALLABU yang juga berasal dari wilayah Irak (Mesopotamia / Babylonia).

QS 17 : 110 :
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya [870] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".


Dan Ar-Rahman ini adalah nama lain dari dewa Rimmon yang dikenal di wilayah Syria. Alkitab mencatat keberadaan dewa Rimmon yang disembah oleh penduduk Aram dalam kaitannya dengan Naaman seorang panglima perang Aram. Kejadian ini semasa dengan kehidupan nabi Elisa sekitar abad ke 9 SM.
2 Raja-Raja 5 : 1 :
Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.


Disebutkan keberadaan dewa Rimmon yang bukanlah tuhannya Israel YHWH
2 Raja-Raja 5 : 18 :
Dan kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam perkara yang berikut: Apabila tuanku masuk ke kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam hal itu."


Dan Rimmon ini adalah dewa kuno diwilayah Syria yang tampaknya diimport dari Babylonia (Mesopotamia) tempat dimana kaum Sabean berasal dan memiliki nama IL-HALLABU.
Sumber :
The Mythology of All Races, Vol. 5, halaman 39
The Archaeological Institute of America, Boston, 1931
S.H. Langdon


“It is interesting to find that Rammanu, who was Rimmon of Assyria, Brahman of India, and Rahman of Islam, was also known in Babylon as IL-HALLABU.”

Sangat menarik untuk menemukan bahwa Rammanu, yang adalah Rimmon di Assyria, Brahman di India dan Rahman dalam Islam, dikenal juga di Babylon sebagai IL-HALLABU.


Indikasi bahwa Rahman adalah dewa import dari IL-HALLABU atau Rimmon adalah karena nama itu tidak dikenal oleh orang-orang Mekah dijaman Muhammad.
QS 25 : 60 :
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka menjawab : "Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)

.
Wa-itha qeela lahumu osjudoo lil rahmani qaloo wama al rrahmanu anasjudu lima ta muruna waza dahum nufooran


Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.8

Menurut tafsir Ibn Kathir
<And when it is said to them: "Prostrate yourselves to Ar-Rahman!" They say: "And what is Ar-Rahman?">
meaning: we do not know Ar-Rahman. They did not like to call Allah by His name Ar-Rahman (the Most Gracious), as they objected on the day of (the treaty of) Hudaybiyyah,……..

<Dan ketika dikatakan kepada mereka : “Sujudlah kamu kepada Ar-Rahman” Mereka berkata, “Dan apa itu Ar-Rahman?”>
berarti : kami tidak mengenal Ar-Rahman. Mereka tidak menyukai untuk memanggil Allah dengan namaNya Ar-Rahman, dan mereka menolaknya saat peristiwa perjanjian Hudaibiya, …….


Kutipan-kutipan diatas jelas menyimpulkan bahwa YHWH bukanlah Aulloh SWT karena Alkitab jelas membedakan antara YHWH dengan dewa Rimmon yang sangat mungkin kemudian terimport ke Mekah oleh Muhammad SAW.

Berikut ditambahkan satu kutipan lagi dari Phillip K. Hitti yang cukup baik menjelaskan kaitan-kaitan tersebut.
Sumber :
History of the Arabs
Revised tenth edition,
Phillip K. Hitti
PT Serambi Ilmu Semesta, 2005, halaman 126


Allah adalah Tuhan yang paling utama, meskipun bukan satu-satunya. Nama itu (al-ilah) berasal dari bahasa kuno. Ia muncul dalam tulisan-tulisan Arab Selatan, tulisan orang Minean di Al-Ula, dan tulisan orang Saba (vivaldi : Hitti menuliskan Sabean), tetapi nama itu terbentuk dengan untaian huruf HLH dalam tulisan-tulisan Lihyan pada abad ke 5 SM. Lihyan yang mengimpor dewanya dari Suriah, merupakan pusat utama penyembahan dewa itu di Arab. Ia disebut dengan Hallah dalam tulisan-tulisan Shafa sekitar 5 abad sebelum Islam. Juga dalam tulisan Arab Kristen pra Islam yang ditemukan di Um al Jimmal, Suriah sekitar abad ke 6.

Dari uraian diatas kita dapat melihat lagi satu benang merah hubungan antara IL-HALLABU dengan Aulloh SWT sebagai berikut :
IL-HALLABU (Babylonia) – Rammanu (Syria) - Hallah (Saffa) – Allah (Sabean) – Allah yang bernama Ar Rahman (Muhammad).


III. KESIMPULAN

Dari uraian diatas memang masih belum dapat dijawab dengan tegas tentang siapa sebenarnya yang bernama Aulloh SWT itu.
Kita hanya akan bisa melihat kaitan sebagai berikut :

1. Muhammad mengadopsi kepercayaan orang-orang Sabean yang ada di Irak
2. Di wilayah Irak ini terdapat banyak dewa, dua diantaranya adalah Sin (Dewa Bulan) dan Il-Hallabu
3. Kaitan Aulloh SWT dengan Dewa Bulan Sin melalui Sabean
Sabean di Irak – Dewa Sin di Irak – raja Babilon Nabonidus – menundukkan Taima / Medinah dan Khaibar – pemujaan dewa bulan menjadi terutama di Arab – Aulloh SWT oleh Muhammad
4. Kaitan Aulloh SWT dengan Dewa Il-Hallabu melalui Sabean
Sabean di Irak – Dewa Il-Hallabu di Irak – Menjadi Rammanu di Syria – prasasti bertuliskan Hallah di Arab Selatan – Orang Sabean menyebut Allah - Aulloh SWT oleh Muhammad.


Memang, penelitian arkeologis hingga saat belum cukup untuk bisa menyimpulkan dengan tegas tentang siapa sebenarnya Aulloh SWT ini.

Mungkin dengan berjalannya waktu akan lebih terungkap jati diri sebenarnya dari Aulloh SWT ini.

Sekian.
vivaldi
Mulai Suka
Mulai Suka
 
Posts: 176
Joined: Sat Sep 17, 2005 12:02 pm
Location: Jakarta



Postby dago » Sun Nov 06, 2005 9:06 am
Bung Vivaldi, saya usulkan supaya anda nyurati majalah Geographic dan tanyakan apakah mereka sudah tahu. Kalau belum sarankan supaya mereka menyelidikinya dengan sungguh tampa takut sama dunia Muslims.

Saya tambahkan gambar yang lebih jelas antara agamanya Nana dan islam.
Image
PERHATIKAN LAMBANG BULAN SABIT DENGAN BINTANG DITENGAHNYA.

INI MENUNJUKAN BAHWA ISLAM TAK ADA HUBUNGANNYA SAMA SEKALI DENGAN YUDAISM CHRISTIANITY AND HOW CRAFTY MUHAMMAD WAS.
User avatar
dago
Lupa Diri
Lupa Diri
 
Posts: 1404
Joined: Tue Sep 27, 2005 9:27 am



Postby ali514L » Sun Nov 06, 2005 9:56 am
Pegangan utama Islam satu2nya hanya Al-Quran.
Masalah simbol bulan sabit dan bintang tak ada hubungannya dengan ritual ibadah dan penyembahan.
Itu hanya sebuah karya seni lokal kebudayaan setempat yang digunakan sebagai ciri khas seperti kubah, pilar, bedug, menara, ketupat bahkan lontong opor ciri khas makanan Idul Fitri di Indonesia.

Semoga anda2 masih sedikit bisa berpikir membedakan mana budaya lokal mana perintah Tuhan, mana pokok suatu inti keimanan dan mana sebuah accessories yang memperindah. :lol:
Allah cinta akan keindahan, begitu juga Islam sebagai agama yang diturunkanNya. Apapun ornament penghias tempat ibadah selama ornament2 itu indah misal kaligrafi, bunga, ukir2an, daun, buah, termasuk ornamen bulan atau bintang2 atau benda mati boleh digunakan untuk memperindah tempat ibadah. Yang dilarang adalah yang mengandung unsur nyawa hidup seperti patung gambar manusia, hewan atau bahkan simbol kejam misal 'alat siksa' jelas2 dilarang digunakan untuk menghiasi tempat ibadah. Tetapi sekali lagi itu bukan kewajiban yang akan mempengaruhi nilai sebuah ibadah dalam Islam.

Apa membubuhkan gambar bulan dan bintang dalam Islam itu wajib?!? :P
Apa anda menemukan perintah harus menggunakan symbol itu di Al-Quran?!? :P

No comments: