loading...

Wednesday, June 29, 2016

Kebohongan Islam : Mekah mengancam Muhammad



Postby vivaldi »

Kebohongan Ancaman Pendukuk Mekah Terhadap Muhammad

Literatur Islam selama ini senantiasa mengajarkan bahwa kaum Quraish Mekah sangat memusuhi Muhammad SAW dan Islam dan senantiasa berusaha membunuh Muhammad SAW dan muslim. Muslim senantiasa menempatkan posisi Quraish sebagai pihak yang pertama bersalah, sang aggressor dan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Muhammad SAW terhadap Quraish hanyalah sebagai tindakan pembelaan diri belaka.
Namun jika diteliti secara cermat, literatur Islam ternyata tidak berbicara demikian, melainkan bahwa Muhammad SAW-lah yang pertama menyerang kaum Quraish. Tindakan dari Muhammad SAW ini lah yang pada akhirnya menyebabkan reaksi dari kaum Quraish.

Satu hal yang harus dipahami adalah bahwa sejarah Islam bersumber dari muslim sebagai pihak yang menang. Peradaban telah membuktikan bahwa sejarah sering kali dipelintir untuk keuntungan pihak yang menang.

Sebagai contoh, sejarah G30S oleh rejim Suharto dipelintir sebagai gerakan dari PKI, padahal semua pelaku adalah dari Cakrabirawa dan pasukan Kodam Diponegoro dan Brawijaya yang didatangkan oleh Suharto. Pembunuhan para jenderal dipelintir dilakukan oleh Gerwan dan Gerwani, padahal sama sekali tidak ada Gerwan / Gerwani disana.
Catatan sejarah ditentukan oleh pihak yang menang dan akan menimpakan kesalahan pada pihak yang kalah.

I. INSIDEN-INSIDEN AWAL
Sumber-sumber kutipan terutama diambil dari :
Sirah Ibnu Ishaq – Kisah Sejarah Nabi Tertua – Buku I dan Buku II
Muhammad bin Yassar bin Ishaq
Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2002

The History of al-Tabari: Muhammad at Mecca
Ibn Jarir at Tabari
Diterjemahkan oleh W. Montgomery Watt and M. V. McDonald
State University of New York Press, Albany 1988, Volume VI, halaman 93 – 95


Ketika Muhammad SAW mulai mewartakan pengajarannya, dia tidak menadapat gangguan apapun dari kaum Quraish, hingga ketika Muhammad SAW mulai menghina ilah-ilah Quraish dan mencela nenek moyang.

Sumber :
Ibn Ishaq, jilid I, halaman 176 :
Ketika Rasulullah secara terbuka mendakwahkan Islam, sebagaimana yang diperintahkan Tuhan, penduduk tidak menghindar ataupun mengganggunya, sepanjang yang saya dengar, sampai pada suatu saat Rasulullah menafikkan tuhan-tuhan mereka. Seketika itu mereka mengambil langkah sigap untuk memusuhi Rasulullah ….

Tabari.
Ibn Humayd- Salamah- Ibn Ishaq: The Messenger of God proclaimed God’s message openly and declared Islam publicly to his tribesmen. When he did so, they did not withdraw from him or reject him in anyway, as far as I had heard, UNTIL he spoke of their gods and denounced them. When he did this, they took exception to it and united in opposition and hostility to him,

Ibn Humayd – Salamah – Ibn Ishaq : Rasulullah menyatakan firman Tuhan secara terbuka dan menyatakan Islam dihadapan publik kepada sukunya. Ketika dia melakukan hal ini, mereka tidak meninggalkan atau menolaknya, sejauh yang saya dengar, hingga ketika dia mencela ilah-ilah mereka. Ketika Muhammad melakukan hal tersebut, mereka tidak dapat menerimanya dan bersatu untuk menolak dan melawannya.


Namun Quraish tidaklah langsung menempuh jalan kekerasan, melainkan meminta kebijaksanaan dari Abu Thalib sang paman Muhammad SAW.
Sumber :
Ibn Ishaq, jilid I, halaman 176
…. Maka beberapa pemimpin mereka menemui Abu Thalib …. Mereka berkata, “Wahai Abu Thalib, keponakanmu telah mengutuk tuhan-tuhan kita, menistakan agama kita, mencela jalan hidup kita, dan menuduh nenek moyang kita telah melakukan kesalahan.; kamu harus menghentikannya atau kau biarkan kami menanganinya …..

Tabari
a number of the nobles of Quraysh, consisting of such men as ‘Utbah b. Rabi‘ah, Shaybah b. Rabi‘ah, Abu al-Bakhtari b. Hisham, al-Aswad b. al-Muttalib, al-Walid b. al-Mughirah, Abu Jahl b. Hisham, al-‘As b. Wa’il and Nubayh and Munabbih, the sons of al-Hajjaj, went to Abu Talib and said, "Abu Talib, your nephew has reviled our gods, denounced our religion, derided our traditional values and told us that our forefathers were misguided. Either curb his attacks on us or give us a free hand to deal with him, for you are just as opposed to him as we are, and we will deal with him for you."

Segolongan orang terhormat bani Quraish……. datang menemui Abu Talib dan berkata, “Abu Thalib, keponakanmu telah mencaci-maki ilah-ilah kita, mencela agama kita dan tradisi kita dan menyatakan bahwa leluhur kita salah. Redamlah celaannya terhadap kami atau berikan kami kebebasan untuk menghadapinya ……..


Ternyata celan Muhammad SAW terhadap Quraish tidak berhenti, sehingga kaum Quraish harus datang kedua kalinya kepada Abu Thalib.
Sumber :
Ibn Ishaq, jilid I, halaman 177
Kemudian mereka mendatangi Abu Thalib untuk kedua kalinya dan berkata, “Kamu memiliki kedudukan yang tinggi dan terhormat diantara kita, dan kami telah meminta kepadamu untuk menghentikan sepak terjang keponakanmu, tetapi kamu tidak melakukannya. Demi Tuhan, kami tidak terima jika nenek moyang kami dicemooh, adat kebiasaan kami dicela dan tuhan-tuhan kami diremehkan ……

Tabari
Eventually they went to Abu Talib once again. "Abu Talib," they said, "we hold you in respect among us on account of your age, your nobility and your standing. We asked you to forbid your nephew TO ATTACK US, but you did not do so. By God, we can no longer endure this vilification of our forefathers, this derision of our traditional values and this abuse of our gods. Either you restrain him or we shall fight both of you over this until one side or the other is destroyed,"

Akhirnya mereka mendatangi Abu Thalib lagi, “Abu Thalib”, mereka berkata, “kami menghormatimu karena usia tuamu dan kehormatanmu. Kami memintamu untuk melarang keponakanmu menyerang kami, tetapi kamu tidak melakukannya. Demi Tuhan, kami tidak dapat lebih lama lagi membiarkan celaan terhadap leluhur kami, tradisi kami dan ilah-ilah kami. Jika kamu tidak mengekang keponakanmu, kami akan melawan …..


Pangkal pertikaian adalah karena Muhammad SAW ingin meniadakan ilah-ilah lain selain Allah SWT.
Tabari
He replied, "I summon them to utter a saying through which the Arabs will submit to them and they will rule over the non-Arabs." Abu Jahl said from among the gathering, "What is it, by your father? We would give you it and ten like it." He answered, "That you should say, ‘There is no deity but God.’" ….. They rose up to leave in anger and said, "By God, we shall revile you and your god who commands you to do this!" "The chiefs among them hurried about, exhorting; Go and be staunch to your gods! This is a thing designed…" to the words "naught but an invention."

Dia menjawab, “Aku menyeru mereka untuk mengucapkan satu kalimat dimana seluruh Arab akan tunduk kepada mereka dan mereka akan memerintah hingga kaum non Arab.” Abu Jahal berkata, “Apa kalimat itu, demi ayahmu? Kami akan memenuhinya, bahkan sepuluh kalimat seperti itu.” Muhammad menjawab, “Yang harus kamu katakana, ‘Tidak ada tuhan selain Allah’” … Mereka bangkit dan pergi dengan marah, “Demi Allah, kami akan mengutuk kamu dan tuhanmu yang memerintahkan kami untuk melakukan hal ini.”


Namun ironisnya, “satu kalimat” ini ternyata kemudian berubah menjadi “dua kalimat” saat Muhammad SAW sudah kuat secara militer yaitu dengan penambahan pengakuan bahwa “Muhammad adalah Utusan Allah”. Jadi tampaknya ada pembelokan misi dari hanya meninggikan Allah SWT menjadi meninggikan Allah SWT dan diri sendiri.

Laporan ancaman secara terbuka justru tampaknya dimulai oleh Muhammad SAW saat dia mengelilingi Kabah dan mencium batu hitam.
Sumber :
Ibn Ishaq, jilid I, halaman 191
… mereka mengatakan rasulullah telah berani menganggap jalan hidup mereka sebagai kebodohan, menghina nenek moyang mereka, menyalahkan agama merka, memecah belah masyarakat mereka, dan mengutuk sesembahan mereka. Mereka memuntahkan semua kebencian mereka dengan semua kata yang dapat mereka keluarkan.
Ketika mereka sedang membicarakan rasulullah, beliau datang dan kemudian mencium hajjar aswad, kemudian beliau melintas didepan mereka sambil mengelilingi Kabah. Seketika itu mereka mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan tentang Rasulullah …. Ketika Rasulullah melintas untuk ketiga kalinya, lagi-lagi mereka menyerang Rasulullah. Beliau berhenti dan berkata, “Maukah kalian mendengarkan aku wahai Quraish? Demi dia yang hidupku dalam genggamanNya, aku membawakan kalian seorang tukang jagal


Tabari
Ibn Humayd- Salamah- Muhammad b. Ishaq- Yahya b. ‘Urwah b. al-Zubayr- his father ‘Urwah-‘Abdallah b. ‘Amr b. al-‘As: I said to him, "What was the worst attack you saw by Quraysh upon the Messenger of God when they openly showed their enmity to him?"……… , the Messenger of God suddenly appeared and walked up and kissed the Black Stone. Then he passed by them while performing the circumambulation, and as he did so they made some slanderous remarks about him. I could see from the Messenger of God’s face that he had heard them, but he went on. When he passed the second time they made similar remarks, and I could see from his face that he had heard them, but again he went on. Then he passed them the third time, and they made similar remarks; but this time he stopped and said, ‘Hear, men of Quraysh. By Him in whose hand Muhammad’s soul rests, I have brought you slaughter.’

…… Aku bertanya kepadanya, “Apa serangan paling hebat yang dilakukan oleh Quraish kepada Rasulullah?” ……. Rasulullah tiba-tiba lewat dan mencium batu hitam. Kemudian dia melewatinya saat mengitari Kabah, saat itu mereka menghinanya. Aku dapat melihat dari wajah Rasulullah bahwa dia mendengarnya. ….. Dan dia melewatinya untuk ketiga kalinya … dan berkata, “Dengan orang-orang Quraish. Demi Dia dimana nyawaku berada, Aku telah membawa kepadamu penjagal.”


Akibat ancaman Muhammad SAW tsb, orang Qiraish marah dan saat bertemu lagi mereka mengerumuninya dan mencengkeram jubahnya.
Sumber :
Ibn Ishaq, jilid I, halaman 192
…. Berkata, “Engkaukah orang yang telah berani menentang dan melawan Tuhan-tuhan kami dan agama kami?” Rasulullah berkata, “Ya, akulah orangnya.” Aku melihat salah seorang dari mereka menarik jubah Rasulullah. Kemudian Abu Bakar menyela dan berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena mengakui Allah sebagai Tuhannya?” Kemudian mereka pergi meninggalkan Rasulullah. Itulah hal terburuk yang aku lihat dilakukan oleh Quraish terhadap Rasulullah.

Tabari
"The Prophet left, and the next day they gathered in the Hijr, and I (‘Abdallah b. ‘Amr b. al-‘As) was again present. They said to one another, ‘You were talking about the unpleasantness which you have endured and the things which Muhammad has done to you, but when he openly said something disagreeable you shrank from him.’ While they were saying this, the Messenger of God suddenly appeared, and they leapt upon him as one man and surrounded him, saying, ‘Is it you who says this and that?’ repeating what they had heard of his denunciation of their gods and their religion. The prophet said, ‘Yes, I am the one who says that.’"
"Then I saw one of them grabbing his cloak, but Abu Bakr stood in front of him weeping and saying, ‘Woe upon you all! Would you kill a man because he says, My Lord is God?’ Then they left him, and that is the worst thing I ever saw Quraysh do to him." (Ibid., pp. 101-102; bold and underline emphasis ours)

Rasulullah pergi, dan keesokan harinya Quraish berkumpul …… Ketika mereka sedang berbicara, Rasulullah datang, dan mereka mengerumuninya, berkata, “Apakah kamu yang berkata demikian?” …… Rasulullah berkata, “Ya, akulah yang mengatakan.” Kemudian aku melihat satu orang memegang jubahnya, tetap Abu Bakar berdiri dihadapanya dan berkata, “Kasihan kamu semua! Apakah kamu akan membunuh orang hanya karena dia berkata, “Allah adalah Tuhanku?” Kemudian mereka meninggalkannya, dan ini adalah hal terburuk yang pernah aku lihat dilakukan oleh Quraish terhadap Muhammad


Kesaksian dari Abdallah bin Amr bin al-‘As menyatakan bahwa insiden ini adalah yang terburuk yang dialami oleh Muhammad SAW. Kalau memang ini yang terburuk, jadi apakah ada upaya pembunuhan tersebut. Upaya pembunuhan – jika ada – adalah lebih buruk daripada sekedar mencengkeram jubah. Jadi dapat diperkirakan bahwa tidak pernah ada upaya pembunuhan oleh Quraish.

Namun kaum Quraish masih bersabar dan mengundang Muhammad SAW untuk bertemu dalam satu perundingan.
Sumber :
Ibn Ishaq, jilid I, halaman 196
Mereka memutuskan untuk mendatangkan Muhammad untuk mengajak berunding. …. Ketika beliau datang dan duduk bersama mereka, mereka menjelaskan bahwa mereka mengundang Muhammad agar bersedia diajak berunding. Mereka mengulangi lagi tawaran mereka ……….. Jika yang diinginkan adalah uang, maka mereka akan menjadikannya orang terkaya diantara mereka ; jika kemuliaan yang diinginkan, dia akan diangkat menjadi pangeran mereka ; jika masalahnya adalah kekuasaan, mereka akan mengangkatnya menjadi raja …..

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bukan penduduk Qurasih Mekahlah yang pertama memusuhi Muhammad SAW. Mereka membiarkan saat Muhammad SAW mulai berdakwah. Persoalan muncul setelah Muhammad SAW mulai menghina mereka dan ilah-ilah mereka selain Allah SWT. Quraish Mekah justru mengambil jalan damai dengan mengadukan kepada Abu Thalib hingga 2 kali dan mengajak Muhammad SAW dalam satu perundingan. Justru Muhamamdlah yang pertama mengancam mereka dengan menyatakan mendatangkan tukang jagal. Ancaman tentang tukang jagal diulang lagi saat Muhammad SAW bertemu kembali dengan pemuka-pemuka Quraish dalam peristiwa yang dikisahkan oleh Ibn Ishaq halaman 196 diatas.

Tabari, halaman 142 – 143
Ibn Humayd- Salamah- Muhammad b. Ishaq- Yazid b. Ziyad- Muhammad b. Ka‘b al-Qurazi: They gathered against him, and among them was Abu Jahl b. Hisham, who said, while they were waiting at his door, "Muhammad claims that if you follow him in his religion, you shall be the kings of the Arabs and the non-Arabs, that after your death you shall be brought back to life and your lot shall then be gardens like the gardens of Jordan. He also claims that if you do not do this, you shall meet with slaughter after him, and that after death you shall be brought back to life, and your lot shall then be a fire, in which you shall burn."…

.. Muhammad menyatakan bahwa jika kalian mengikutinya dan agamanya, kamu akan menjadi raja-raja atas orang Arab dan non Arab ……. Jika kamu tidak melakukannya, kamu akan bertemu dengan penjagal setelahnya ……..



II. ANCAMAN PENDUDUK MEKAH
Berikut ini diberikan 2 contoh “ancaman” penduduk Quraish Mekah terhadap Muhammad SAW.

1. Usaha Pembunuhan oleh Abu Jahal
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 126

… Keesokan harinya Abu Jahal mengambil batu …. Kemudian duduk menanti Rasulullah ….. Rasulullah SAWpun datang dan melakukan shalat. …… Ketika Rasulullah SAW sedang sujud, Abu Jahal mengangkat batu, kemudian menuju kearah beliau. Ketika sudah mendekati beliau, Abu Jahal berbalik ketakutan dengan muka pucat, dan kedua tangannya tidak kuat lagi menahan batu tersebut sehingga ia lemparkan. Abu Jahal kemudian didatangi oleh tokoh-tokoh Qurasih dan mereka bertanya, “Wahai Abul Hakam, apa yang terjadi padamu?” Abu Jahal menjawab, “….. setelah aku mendekatinya, tampak kepadaku didekatnya seekor unta jantan. Aku sama sekali belum pernah melihat onta jantan seperti itu, baik kepala, pangkal leher dan taringnya. Dia hampir menerkamku.” Ibn Ishaq berkata, “Disebutkan kepadaku bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Itu adalah Jibril alahis salam. Seandainya dia mendekat, pasti akan diterkamnya”

Kisah diatas menyebutkan jibril menyamar sebagai unta yang mengerikan untuk menyelamatkan Muhammad SAW. Pembaca yang kritis sudah pasti bisa melihat tidak logisnya cerita ini. Tidak pernah ada kisahnya dimana jibril harus menyamar jadi unta yang mengerikan, baik di Alkitab maupun di Al-Qur’an.

Sekedar perbandingan :
Daniel 8 :
Ayat 15 : Sedang aku, Daniel, melihat penglihatan itu dan berusaha memahaminya, maka tampaklah seorang berdiri di depanku, yang rupanya seperti seorang laki-laki;
Ayat 16 : dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: "Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu!"


Lukas 1 : 11
Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.

QS 3 : 39 :
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya)


2. Boikot Umum Untuk Membunuh Muhammad
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 141 - 143

… sampai mereka menyerahkan nabi SAW untuk dibunuh …. Pengepungan semakin ketat, dan bahan-bahan makanan diblokade oleh kaum musyrikin. Kaum musyrikin tidak membiarkan ada bahan makanan yang masuk ke Mekah….. Mereka terpaksa makan dedaunan dan kulit binatang ….. penduduk Mekah menghasut mereka agar menaikkan harga dagangan sehingga kaum muslimin tidak dapat membelinya ….. Pemboikotan telah berlangsung selama 3 tahun penuh….

Pembaca yang kritis sudah bisa melihat kejanggalan cerita diatas. Kaum Qurasih yang ingin “membunuh” Muhammad SAW melakukan pengepungan dan tidak mengijinkan bahan makanan masuk selama 3 tahun. Bisa dibayangkan jika kaum muslimin hanya makan daun dan kulit binatang pasti kondisi mereka akan melemah hanya dalam hitungan 1 atau 2 minggu saja. Dan setelah 2 minggu berlalu, kaum Qurasih bisa menyerbu ke pemukiman muslim untuk membunuh Muhammad SAW tanpa perlawanan berarti dari kaum muslim yang pasti sudah kelaparan dan tidak bertenaga.

Melihat 2 contoh diatas, terlihat bagaimana janggalnya kisah “ancaman pembunuhan” terhadap Muhammad SAW dan muslimin. Sangat mungkin kisah ancaman itu adalah rekayasa belakangan untuk memberikan justifikasi tindakan perampokan yang dikobarkan oleh Muhammad SAW terhadap pedagang-pedagang Quraish.
Apalagi kesaksian dari Abdallah bin Amr bin al-‘As jelas menyebutkan tindakan mencengkeram jubah Muhammad SAW adalah insiden terburuk.


III. APAKAH MEMANG ADA ANCAMAN
Pada saat berada di Mekah, Muhammad SAW masih dalam kondisi yang lemah secara militer. Untuk itu turunlah ayat Al-Qur’an untuk mentolerir sikap dari Qurasih yang tidak memperdulikan seruannya untuk hanya menyembah Allah SWT saja.
QS 6 : 108 :
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

Menurut tafsir Ibn Kathir
http://tafisr.com/default.asp?sid=6&tid=16314
Allah prohibits His Messenger and the believers from insulting the false deities of the idolators, although there is a clear benefit in doing so. Insulting their deities will lead to a bigger evil than its benefit, for the idolators might retaliate by insulting the God of the believers, Allah, none has the right to be worshipped but He. `Ali bin Abi Talhah said that Ibn `Abbas commented on this Ayah [6:108]; "They (disbelievers) said, `O Muhammad! You will stop insulting our gods, or we will insult your Lord.' Thereafter, Allah prohibited the believers from insulting the disbelievers' idols ...
<lest they insult Allah wrongfully without knowledge.>" `Abdur-Razzaq narrated that Ma`mar said that Qatadah said, "Muslims used to insult the idols of the disbelievers and the disbelievers would retaliate by insulting Allah wrongfully without knowledge ..."

Allah melarang utusanNya dan kaum beriman untuk menghina ilah-ilah palsu dari penyembah berhala …….. Menghina ilah-ilah mereka akan menyebabkan kerugian daripada keuntungan, karena penyembah berhala akan membalas dengan menghina Allah …..”Mereka (kaum kafir) berkata, ‘O Muhammad! Kamu harus berhenti menghina tuhan-tuhan kami, atau kami akan menghina Tuhanmu’ ……


Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Muhammad SAW diperintahkan untuk tidak menghina ilah-ilah Quraish selain Allah SWT. Sebagai nabi Allah SWT, tentu saja Muhammad SAW akan mematuhinya dengan tidak lagi menghina ilah-ilah kaum Qurasih, dan sebagai konsekuensinya kaum Qurasihpun tidak menghina Muhammad SAW.
Jadi kalau tidak saling menghina lagi, ancaman apa yang bisa muncul??
Ayat Al-Qur’an dan tafsir diatas telah membuktikan bahwa tidak ada saling permusuhan antara Muhammad SAW dan Qurasih jika Muhammad tidak menghina ilah-ilah Qurasih.


IV. MENIKAH 2 KALI DIBAWAH ANCAMAN
Uniknya, dalam kondisi hendak “dibunuh”, ternyata Muhamamad SAW masih bisa melakukan 2 kali pernikahan.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 155

Pada bulan syawal di tahun tersebut, yakni tahun kesepuluh kenabian, Rasulullah SAW menikahi Saudah binti Zam’ah……

Ibid, halaman 185
Pada bulan syawal ditahun tersebut (tahun kesebelas dari kenabian), Rasulullah SAW menikah dengan Aisyah…. Ketika itu Aisyah berumur enam tahun. Kemudian pada bulan syawal tahun pertama Hijrah, beliau mulai menggaulinya di Madinah. Ketika itu Aisyah berumur sembilan tahun

Luar biasa, bukannya memikirkan keselamatannya malah 2 kali menikah. Jadi sebetulnya benar-benar diancam atau tidak sih?


V. HIJRAH HARUS DIANCAM
Kejanggalan berikutnya adalah peristiwa hijrah. Muslim meyakini bahwa peristiwa hijrah terjadi karena permusuhan Qurasih sudah terlalu hebat.
Sdr.Nomind sudah membuktikan kejanggalan alasan hijrah tersebut dalam tulisannya yang saya kutip dibawah ini.

Awal kutipan :
Nabi Muhammad dan Pengikutnya Hijrah Bukan Karena Terancam

Jika memang benar Muslim di Mekkah di aniaya dan diancam jiwanya seperti pengertian Anda selama ini, mengapa perlu ayat Quran berikut yang mengancam umat Muslim di Mekkah dengan ancaman neraka Jahannam kalo mereka tidak mau meninggalkan Mekkah untuk berhijrah ke Madinah?
Quran 4:97
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali,

Masuk akalkah kiranya manusia yang sudah terancam jiwanya tidak akan mengikuti instingnya untuk "survive"? Dalam hal ini jika memang benar jiwa para Muslim terancam dan tertindas, maka tidak perlu ada ayat Quran yang begitu keras yang menyuruh mereka untuk hijrah? Apalagi ancamanya neraka bagi mereka yang tidak mau hijrah.
Anda tentu ingat peristiwa Mei 98? Tidak perlu diperinthakan, semua orang yang merasa jiwanya terancam akan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan diri. Termasuk melarikan diri dan meninggalkan segala harta benda. Yang penting selamat dulu, harta bisa dicari kemudian.
Bukankah hal demikian seharunya terjadi dengan umat Muslim di Mekkah jika memang benar mereka tertindas dan terancam jiwanya? Mengapa mereka enggan hijrah sampai perlu ayat 4:97 yang mengancam dengan neraka Jahannam? Apakah jiwa mereka benar-benar terancam ataukah mereka sekedar dipaksa untuk ikut hijrah karena masalah Muhammad tidak berhasil dalam perebutan kekuasaan dan pengaruh di Mekkah?
………

Akhir kutipan

Sumber berikut juga mengindikasikan kejanggalan hijrah karena dianiaya.
Sejarah Hidup Muhammad SAW
Muhammad Husain Haekal
BAGIAN KESEMBILAN: IKRAR1 'AQABA
Sub bab : Muhammad mengijinkan Muslimin Mekah hijrah ke Yathrib.

Pengikut-pengikutnya di Yathrib kini makin sehari makin berkuasa dan bertambah kuat juga. Dari orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik mereka tidak mendapat gangguan seperti yang dialami oleh kawan-kawannya di Mekah karena gangguan Quraisy. Disamping itu Yathrib lebih makmur daripada Mekah - ada pertanian, ada kebun kurma, ada anggur……. Berturut-turut kaum Muslimin hijrah ke Yathrib, sedang Muhammad tetap berada di posnya. Tak ada orang yang mengetahui, dia akan tetap tinggal di tempatnya itu atau sudah mengambil keputusan akan hijrah juga. Dahulu juga mereka tidak mengetahui, ketika sahabat-sahabatnya diijinkan hijrah ke Abisinia, sedang dia sendiri tetap di Mekah menyerukan anggota-anggota keluarganya yang lain ke dalam Islam. Bahkan Abu Bakrpun, ketika minta ijin akan turut hijrah ke Yathrib, ia hanya berkata : "Jangan tergesa-gesa; kalau-kalau Tuhan menyertakan seorang kawan." Dan tidak lebih dari itu.

Jadi muslim tanpa diperintah Muhammad SAW pun sudah hijrah sendiri-sendiri. Bahkan Abu Bakrpun juga minta ijin untuk hijrah.
Hijrah ke Madinah tampaknya karena di Madinah muslim diterima dengan baik oleh kaum Yahudi dan penduduk Madinah. Namun sangat ironis, tindakan kaum Yahudi yang menerima Muhammad dengan tangan terbuka ini pada akhirnya berbuntut pemusnahan dan pengusiran mereka dari Madinah dan seluruh jazirah Arab melalui serangkaian intrik dan fitnah. Selain itu hijrah juga disebabkan karena alasan ekonomi mengingat Madinah adalah kota yang jauh lebih besar dari pada Mekah dan jauh lebih makmur.
Kalau sudah pada hijrah sendiri-sendiri, buat apa pula harus muncul ayat main ancam harus hijrah.


VI. KEMUNCULAN TUKANG JAGAL
Muhammad sudah mengatakan akan membawa tukang jagal bagi kaum Qurasih, dan sungguh ironis karena sang tukang jagal itu adalah Muhammad sendiri
Saat masih lemah, Muhammad bersikap toleran dengan tidak menghina ilah-ilah kaum Quraish. Namun sikap “toleran” ini segera berganti setelah Muhammad SAW berhasil mengumpulkan beberapa pendukungnya dari kaum Anshar. Setelah merasa dirinya kuat secara militer, sim salabim, Allah SWT segera berfirman dan memberikan ijin untuk berperang.
Sumber :
Ibn Ishaq, jilid I, halaman 326 & 333
Ubadah bin Samit yang merupakan salah seorang pemimpin, pernah berkata, “Kami mengikrarkan diri untuk berperang dengan penuh keiklasan untuk Rasulullah ….
Rasulullah masih belum mendapat ijin untuk berperang atau dihalalkan untuk menumpahkan darah sebelum Aqabah kedua. Beliau hanya mendapat perintah untuk menyiarkan agama Allah………. Maka Allah segera memberikan ijin kepada Rasulullah untuk berperang dan melindungi diri dari orang-orang yang berlaku jahat dan menyiksa mereka semua ….


Ayat yang dimaksud adalah
QS 22 : 39 :
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,

Dan peperangan pertama bukanlah pembelaan diri melainkan penyerbuan terhadap bani Quraish dan Damra
Sumber :
Ibn Ishaq, jilid 2, halaman 87
PERANG WADDAN YANG MERUPAKAN PERANG YANG PERTAMA
Kemudian ketika beliau telah sampai ke Waddan, melakukan serangan yang ditujukan terhadap Quraish dan bani Damra …..


Dilanjutkan dengan ekspedisi Ubaidah bin Harits
Ibn Ishaq, jilid 2 halaman 87
…. Tidak terjadi pertempuran diantara mereka, kecuali Sa’ad bin Abu Waqqas yang melepaskan satu anak panah pada hari itu. Itu adalah anak panah pertama yang ditembakkan dalam sejarah Islam ….

Perang selanjutnya adalah di Buwat dan Al-Ushaira
Ibn Ishaq, jilid 2, halaman 91
Kemudian Rasulullah berangkat menyerang kaum Quraish pada bulan Rabiulawal , sampai beliau tiba di Buwat …. Kemudian Rasulullah menyerang Quraish

Kemudian setelah itu, muslim melanggar kebiasaan untuk tidak berperang di bulan haram.
Ibn Ishaq, jilid 2, halaman 93 - 94
.. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyerang rombongan Quraish itu, dan untuk merampas harta mereka…… “Seperlima yang kita ambil adalah milik Rasulullah …. Orang-orang Qurasih berkata, “Muhammad dan pengikutnya telah mencemari bulan haram, menumpahkan darah, mengambil barang rampasan dan menangkap orang”. … Orang-orang Yahudi menuliskan penyerangan ini dalam sebuah ungkapan untuk menyerang Rasulullah. Amr bin Hadrami yang telah dibunuh Waqid mereka sebut dengan Amaratil Harb (perang telah dimulai), al Hadrami mereka sebut dengan Gadaratil Harb (perang sedang terjadi) dan Waqid mereka sebut dengan Waqadatil Harb (perang telah dikobarkan) ….

Permusuhan antara Quraish dan muslim terkristal dengan dipicu aksi muslim dibulan haram ini.
Sumber :
The History of Al-Tabari : The Foundation of the Community
Ibn Jarir at Tabari
Diterjemahkan oleh M. V. McDonald
State University of New York Press, Albany 1987, Volume VII, halaman 21 – 23

….
‘Urwah wrote to ‘Abd al-Malik b. Marwan as follows:
……… including Ibn al-Hadrami at Nakhlah, and some of Quraysh had been taken captive, …….. This incident had provoked (a state of) war between the Messenger of God and Quraysh and was the beginning of the fighting in which they inflicted casualties upon one another; it took place before Abu Sufyan and his companions had set out for Syria.

… termasuk Ibn al Hadrami di Nakhlah, dan beberapa orang Qurasih telah ditawan …. Insiden ini telah menyulut peperangan antara Rasulullah dengan Qurasih dan adalah permulaan dari pertikaian yang telah menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak.


Namun bukannya mengakui kesalahan pengikutnya, Muhammad SAW justru membenarkan tindakan tersebut dengan secara mendadak mengutip ayat Al-qur’an yang tiba-tiba saja turun.
Sumber :
Ibn Ishaq, jilid 2, halaman 94
Berkenaan dengan hal ini Allah berfirman, “Mereka akan bertanya kepadamu tentang bulan haram, dan berperang didalamnya. Katakanlah : ‘Berperang dibulan haram merupakan dosa besar, tetapi menghalangi manusia dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk kedalam) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) disisi Allah” (QS 2 : 217) …. Dan pada saat turun ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang permasalahan tersebut, dan Allah membebaskan umat Islam dari kebingungan dan kekhawatiran mereka mengenai hal itu, Rasulullah mengambil kereta dan kedua tahanannya.

Pertikaian semakin buruk karena Muhammad SAW melanjutkan lagi aksinya dengan merencanakan perampokan terhadap pedagang Qurasih yang dipimpin Abu Sufyan.
Sumber :
Ibn Ishaq,jilid 2, halaman 94
Kemudian Rasulullah mendengar bahwa Abu Sufyan bin Harb datang dari Syria dengan sebuah kereta besar kaum Quraish yang membawa uang dan barang dagangan, disertai sekitar 30 atau 40 pengawal …. Pada saat rasulullah mendengar tentang kedatangan Abu Sufyan dari Syria, beliau memanggil orang-orang Islam dan berkata, “Ini adalah kereta Quraish yang berisikan harta kekayaan mereka. Berangkatlah untuk melakukan penyerangan, semoga Allah memberikan keberhasilan kepada kita”…..

Kejadian inilah yang kemudian memicu timbulnya perang Badar dan mengobarkan permusuhan semakin hebat.


KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Saat Muhammad SAW mulai berdakwah, kaum Quraish tidak mempermasalahkannya. Pertikaian disulut karena Muhammad mulai menghina Quraish.
2. Saat terjadi pertikaian, Quraish masih memilih penyelesaian damai hingga 3 kali
3. Perbedaan ajaran sebetulnya hanya karena Muhammad ingin menghilangkan ilah-ilah lain selain Allah SWT yang juga diyakini oleh Quraish sebagai dewa tertinggi.
4. Insiden terburuk adalah ketika orang Qurasih mencengkeram jubah Muhammad.
5. Kisah usaha pembunuhan oleh Qurasih sangat mungkin adalah kisah palsu untuk mendisktrditkan Qurasih sebagai pihak yang ingin membunuh Muhammad.
6. Islam mengajarkan saat masih lemah di Mekah, berbaik-baiklah dengan pihak yang berseberangan (non muslim).
7. Saat sudah kuat, Islam mengajarkan perangilah non muslim.
8. Hijrahpun ternyata sudah dilaksanakan tanpa perintah karena kehidupan di Madinah jauh lebih baik dan jauh lebih makmur
9. Pertikaian diperparah dengan tindakan muslim membunuh di bulan suci dan usaha merampok kafilah Qurasih yang membawa banyak uang


Itulah “cuplikan sejarah” yang bisa kita lihat dari sumber-sumber Islam sendiri. Islam sebagai pemenang tentu saja menuliskan sejarah menurut versi mereka dimana Muhammad SAW akan ditempatkan sebagai pihak yang benar sementara Qurasih ditempatkan sebagai pihak yang salah. Seperti Suharto menempatkan PKI sebagai dalang G30S, sementara Suharto sendiri sebetulnya sudah mengetahui rencana G30S tetapi tidak berbuat apa-apa melindungi koleganya.

Jadi tampaknya kisah Quraish berniat membunuh Muhammad saat berada di Mekah adalah kisah bohong dan sengaja dibuat untuk menjustifikasi perlakuan Muhammad kepada Quraish.

No comments: