loading...

Tuesday, January 8, 2019

URGENSI BERBAHASA ARAB KETIKA BERSHOLAT

Shaloom alekheim, saudara2 non muslimku yang berbahagia di manapun kalian berada. Kiranya damai sejahtera yang daripada Tuhan khalik langit dan bumi senantiasa berada ditengah-tengah kita sekarang sampai selama-lamanya.
Assalamu'alaika sahabat2ku fillah.
Apakah bijak memaksa orang bersholat dalam bahasa asing, yaitu bahasa Arab ? Mengapa tidak lebih baik bersholat dalam bahasa ibu / bahasa lokal, yaitu bahasa sehari-hari ? Apakah bahasa Arab lebih baik dipakai dalam solat dari pada bahasa Indonesia, Jawa, Bugis, Sunda, Minang, Madura dan lain sebagainya ? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pikiran orang-orang WARAS apabila mendengar bahwa orang Islam diharuskan bersolat dengan memakai bahasa Arab.
Semua Orang Mengerti Jika Pakai Satu Bahasa
Para Mukmin akan menjawab, apabila bersholat dengan bahasa Arab semua orang di seluruh dunia memakai kata yang sama. Tetapi walaupun semua memakai kata-kata yang sama, apakah gunanya jika kata-kata yang diucapkan bahkan tidak dimengerti oleh sipengucap ?
Dulu orang Katolik Roma beribadah dengan menggunakan bahasa Latin.
Tapi akhirnya mereka menyadari bahwa sebagian besar umatnya tidak mengerti bahasa Latin. Akibatnya sekarang ibadah Katolik Roma selalu diucapkan dengan memakai bahasa ibu (bahasa setempat) umat yang dilayani.
Kemurnian Al-Quran Dijaga
Mukminin dan mukminat juga mengatakan bahwa dengan memakai bahasa Arab, Al-Quran tidak mungkin dapat dirubah. Tetapi artinya Al-Quran juga tidak perlu dirubah jika menggunakan bahasa lain. Yang penting supaya terjemahan dalam bahasa ibu selalu sesuai dengan bahasa Arab.
Saat ini ada Al-Quran yang ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Arab dan bahasa terjemahan disebelahnya. Tentu, tidak mungkin arti aslinya hilang.
Al-Quran Lebih Murni dari Alkitab?
Ada orang berpandangan bahwa kemurnian Al-Quran lebih terjamin dari kitab-kitab lain. Ini jelas tidak dapat dipertahankan. Karena Al-Quran sekarang ini mulai diterjemahkan. Apakah itu artinya bahwa kemurnian Al-Quran dikurangi? Dengan kata lain kemurnian Alkitab dan Al-Quran tidak akan berkurang jika selalu diterjemahkan berdasarkan pada naskah-naskah kuno.
Yesus Kristus/Isa Al-Masih Tidak Menyuruh Murid-Nya Memakai Bahasa Asli
Isa Al-Masih selalu memakai bahasa setempat, yaitu Aramaic. Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat. (Injil, Markus 12:37) Lagi Injil Lukas 19:48 berbunyi: … seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia. Tidak satu ayatpun dalam Injil yang menyuruh atau memberi nasihat supaya “Doa Bapa Kami” (doa yang sama penting bagi orang Kristen sebagai Al-Fatihah untuk umat Islam) diucapkan dalam bahasa asli Injil.
Apalagi Yesus Kristus/Isa Al-Masih tidak memakai bahasa Arab walaupun Ia Kalimah Allah! Malahan ia tidak mengajar pengikut-Nya memakai bahasa Arab. Namun kita tahu menurut Al-Quran Yesus/Isa Al-Masih adalah “yang terkemuka di dunia dan di akhirat” (Sura Ali ‘Imran 3:45)
Allah Memiliki Semua Bahasa di Dunia
Bukankah Allah itu Maha Tahu dan bersifat universal memiliki semua bangsa di dunia ini? Demikian Allah tidak terbatas pada satu bahasa saja! Oleh karena itu kita perlu bertanya, “Mengapa bersolat harus mutlak menggunakan bahasa Arab saja?”
Doa Terbaik Adalah Doa Dalam Bahasa Ibu (bahasa setempat)
Jika seorang anak dilukai dan menangis ia akan selalu mendekati orang tuanya dan meminta pertolongan dengan memakai bahasa ibu. Kita sebagai ciptaan Allah dikaruniakan bahasa ibu oleh Allah sendiri. Apabila kita berdoa dan/atau bersolat, pemakaian bahasa ibu adalah kecenderungan naluri. Kita dengan gampang dapat bersolat dari hati. Sebaiknya kita belajar bersolat dengan memakai bahasa ibu/bahasa lokal.
akhirul qalam
wabillahi taufiq wal hidayah
wassalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh

No comments: