loading...

Sunday, January 13, 2019

Al-Qur'an BUKAN Firman Tuhan

Shaloom alekheim, saudara2 non muslimku yang berbahagia di manapun kalian berada. Kiranya damai sejahtera yang daripada Tuhan khalik langit dan bumi senantiasa berada ditengah-tengah kita sekarang sampai selama-lamanya.
Assalamu'alaika sahabat2ku fillah.
Alquran selalu dibangga-banggakan sebagai kitab suci yang sempurna. Tapi muslim tidak bisa menjelaskan sempurna dalam hal apa.
Kalau muslim mengklaim kitab suci Islam tidak pernah berubah, mereka tidak tahu kalau Alquran yang ada sekarang adalah hasil editan Mesir tahun 1924, di mana mulai saat itu dimulai penyeragaman semua versi Quran di seluruh dunia dengan Quran STANDAR MESIR.
Sebelum itu, ada banyak sekali versi Alquran, dan di masa khalifah Utsman juga terjadi pemusnahan berbagai versi Quran yang berbeda-beda dengan tujuan licik, supaya umat muslim di masa yang akan datang mengira Alquran hanya ada satu versi saja, yaitu versi Utsman doang. Belum lagi adanya kesaksian dari Aisyah (istri bocah Muhammad) dan Umar bin Khattab (sahabat Muhammad) tentang lenyapnya ayat-ayat Alquran sehingga berkurang jumlah ayatnya.
Terlepas dari semua fakta di atas, apakah Quran masih orisinil sama persis seperti yang pertama kali diucapkan oleh Muhammad atau tidak, kita tidak perlu memusingkan hal itu. Yang jadi fokus kita sekarang adalah menguji, apakah Alquran ini sungguh-sungguh FIRMAN TUHAN atau firman buatan manusia.
Saya punya seabrek sampel ayat yang menunjukkan bahwa Alquran sebenarnya merupakan UCAPAN MANUSIA yang coba dimanipulasi agar seolah-olah sebagai UCAPAN TUHAN bernama ALLOH. Namun di sini saya akan tampilkan 3 sampel saja agar tidak terlalu panjang pembahasannya.
PERTAMA : TUHAN MAHA TAHU, sedangkan allah swt TIDAK MAHA TAHU
Setujukah anda kalau TUHAN itu seharusnya TAHU SEGALANYA ?
Bagaimana jika ada sosok yang mengaku sebagai tuhan, lalu dianggap sebagai tuhan, tapi pernah berkata: " AKU BELUM MENGETAHUI tentang sesuatu hal ? " ... masih layakkah dia diyakini sebagai Tuhan ?
Kenapa saya menuliskan itu ?
Baca ayat ini:
QS 9:16.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلا رَسُولِهِ وَلا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Am hasibtum an tutrakuu walammaa ya'lamillahul-ladziina jaahaduu minkum walam yattakhidzuu min duunillahi walaa rasuulihi walaal mu'miniina waliijatan wallahu khabiirun bimaa ta'maluun(a)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Jadi siapa sebenarnya "allah" yang berbicara dalam ayat ini ? TUHAN-kah ? Tentu saja BUKAN.
Lalu siapa? Ya, MUHAMMAD. Dia-lah orang yang telah menipu muslim dengan berperan ganda, satu sebagai rosul dan satu lagi sebagai "allah". Dia memainkan 2 akun sekaligus, ibarat orang main Facebook dia punya 2 akun yang berbeda. Namun kedua akun di-setting saling mendukung dan saling menguatkan. Kalau yang berbicara sebagai "allah" dalam ayat di atas adalah TUHAN SUNGGUHAN, tentu tidak akan seperti itu ucapannya.
Masih ada lagi, masih tentang bukti ketidakmahatahuan "allah":
QS 60:7.
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً وَاللَّهُ قَدِيرٌ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
'Asallahu an yaj'ala bainakum wabainal-ladziina 'aadaitum minhum mawaddatan wallahu qadiirun wallahu ghafuurun rahiimun
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kalau yang berbicara sebagai "allah" dalam ayat ini Tuhan Sungguhan, dia tak akan berkata "MUDAH-MUDAHAN". Tuhan tahu apa yang menjadi keputusanNya sendiri. Kalau "allah" berkata "mudah-mudahan", ketahuan kalau "allah" yang ngomong itu bukan Tuhan, melainkan ia oknum lain di luar Tuhan yang tidak mengetahui apa yang menjadi keputusan Tuhan saat itu sehingga ia hanya berharap dengan ucapan "mudah-mudahan".
Ucapan dalam ayat di atas adalah ucapan manusia, yang coba dimanipulasi seakan-akan ucapan "tuhan".
Muhammad dalam hal ini ketahuan bodoh karena dia tidak mahir mengarang ucapan yang patut sebagaimana layaknya ucapan Tuhan.
Dari ayat berikut ini juga nampak sekali sisi manusiawinya:
QS 7: 52.
وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Walaqad ji-anaahum bikitaabin fash-shalnaahu 'ala 'ilmin hudan warahmatan liqaumin yu'minuun(a)
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Alquran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Patutkah Tuhan yg Maha Tahu segalanya, berkata: "Kami telah menjelaskan atas dasar pengetahuan kami" ?
Kalau yang ngomong itu manusia, yang pengetahuannya memang terbatas, wajar kalau dia berujar merendah dengan ucapan, "atas dasar pengetahuan kami". Tapi ini yang berfirman KONON TUHAN YANG MAHA TAHU SEGALANYA, tidak akan berkata seperti itu.
Muhammad juga kerap menyisipkan kata-kata pujian kepada "allah", seperti "sesungguhnya allah maha mengetahui bla-bla-bla", "allah maha mengasihi", dan seterusnya. Kata-kata pujian ini adalah kata-kata yg biasa disampaikan oleh makhluk, bukan oleh TUHAN.
TUHAN tidak memberi pujian pada DIRINYA SENDIRI.
Sekali lagi, dari fakta ini kelihatan bahwa Muhammad adalah penipu dan pengarang firman yang BODOH, tidak BERNALAR dalam MENIPU.
Dia juga kerap keliru dalam menyampaikan redaksi firman. Seperti contoh ayat berikut.
QS 39:53.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Qul yaa 'ibaadiyal-ladziina asrafuu 'ala anfusihim laa taqnathuu min rahmatillahi innallaha yaghfirudz-dzunuuba jamii'an innahu huwal ghafuurur-rahiim(u)
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Seharusnya, ucapan setelah kata "Katakanlah" adalah kata-kata rosul. Maksudnya, "allah" seakan-akan mendiktekan kata-kata apa yang harus dia sampaikan sebagai rosul, dan kata "aku" di dalam kalimat tersebut adalah rosul, seperti dalam ayat ini: QS 6:14. Katakanlah: "Apakah akan aku (=rosul) jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku (=rosul) diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik."
Tetapi dalam QS 39:53 seperti yang saya kutipkan sebelumnya, kata "KU" dalam kalimat sesudah "katakanlah" adalah "alloh". Dari ayat itu ketahuan sudah, bahwa "alloh" itu tidak lain adalah Muhammad sendiri.
Dan ini contoh satu ayat lagi yang semakin menyingkapkan siapa sebenarnya "allah" dalam Alquran, yaitu Muhammad si tuhan palsu:
QS 70:40. Maka Aku (=alloh) bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
Ucapan di atas adalah ucapan manusia, tapi menjadi ERROR ketika ucapan di atas dijadikan sebagai UCAPAN TUHAN / FIRMAN.
KEDUA => TUHAN MAHA PENOLONG, tetapi allah swt tidak bisa menolong bahkan malah MINTA DITOLONG karena tidak bisa menolong dirinya sendiri
Apakah layak Tuhan minta tolong pada umatNya untuk melindungi diriNya dari gangguan manusia? Kalau Dia melindungi diriNya sendiri saja tidak mampu, bagaimana Dia bisa menolong umatNya?
Baca contoh firman palsu ini:
QS 47:7
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu in tanshuruullaha yanshurkum wayutsabbit aqdaamakum
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
QS 22:40
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Al-ladziina ukhrijuu min diyaarihim bighairi haqqin ilaa an yaquuluu rabbunaallahu walaulaa daf'ullahinnaasa ba'dhahum biba'dhin lahuddimat shawaami'u wabiya'un washalawaatun wamasaajidu yudzkaru fiihaaasmullahi katsiiran walayanshuran-nallahu man yanshuruhu innallaha laqawii-yun 'aziizun
"(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka, tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: 'Rabb-kami hanyalah Allah'. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan antara), sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang, yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat, lagi Maha Perkasa;" – (QS.22:40)
Konyol, bukan? Dan itu kontradiksi dengan SESUMBAR Muhammad dalam ayat yang pernah dia ucapkan sebelumnya:
QS 17:111.
وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا
Waqulil hamdu lillahil-ladzii lam yattakhidz waladan walam yakun lahu syariikun fiil mulki walam yakun lahu walii-yun minadz-dzulli wakabbirhu takbiiran
"Dan katakanlah: 'Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak, dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, dan tidak mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehinaan, dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebenar-benarnya'." – (QS.17:111)
Di dalam QS 17:111 ini, Muhammad sesumbar bahwa tuhan fiktifnya yg bernama "allah" itu bukan sosok hina yang memerlukan penolong, tetapi kemudian di saat Muhammad sudah punya kekuatan militer, dia lupa dengan sesumbarnya terdahulu, dan dengan konyolnya dia mengarang ayat firman baru yang menyatakan "allah" memerlukan pertolongan dari muslim.
Mungkin ada yg bertanya, bagaimana caranya muslim menolong "allah"? Dengan melakukan kekerasan, dan dengan bantuan senjata. Zaman now, prakteknya, muslim MENOLONG alloh dengan bantuan SENJATA BUATAN KAPIR !
Dari kitab Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam kita tahu bahwa dengan melakukan kekerasan bersenjata muslim menolong "allah dan rosul"-nya. Jadi ketika ada orang kafir "menganggu allah", si "allah" tidak bisa menolong dirinya sendiri, lalu lewat juru bicaranya, yaitu Muhammad, si "allah" fiktif ini minta kepada muslim jihadis najis berkudis agar menolongnya, dengan membunuh si kafir itu.
Secara akal sehat, sebenarnya siapakah "allah" fiktif itu ? Tidak lain dan tidak bukan adalah Muhammad sendiri orangnya.
Muhammad harus ditolong oleh muslim lewat pembantaian ketika dirinya menerima sindiran dan hinaan dari para penyair Quraisy dan Yahudi yang tidak senang padanya setelah melihat sepak terjang Muhammad yang amoral, bejat lagi jahat.
Jika sampeyan menganggap "allah" itu Tuhan yang harus ditolong dengan senjata, maka sampeyan itu bodoh. Karena sebenarnya "allah" itu Muhammad, sampeyan berjihad menolong "allah" artinya sampeyan menolong Muhammad.
Muhammad sengaja memakai istilah "ALLAH & RASUL" karena dia malu kalau harus menulis namanya sendiri sebagai "oknum" yang minta ditolong. Dia membuat sandiwara fiktif seolah-olah ada 2 sosok yaitu allah + rosul, bahkan kadang-kadang ada 3 sosok dengan sosok tambahan jibril sebagai oknum-oknum yang bersama dengannya. Padahal ketiganya adalah dia sendiri, satu orang yang sama. Ibarat Muhammad main Facebook, dia punya 3 akun samaran.
KETIGA => KLAIM QURAN MENYINGKAP RAHASIA SAINS adalah BUALAN
Tidak jarang muslim mengklaim sambil bersalto jungkir balik bahwa Alquran menyingkap rahasia IPTEK. Kalau Alquran benar kitab yang saintifik, tentunya apa-apa yang disampaikan dalam ayat-ayatnya adalah saintifik. Tapi yang saya temukan, justru sebaliknya. Alquran sangat jauh dari saintifik.
Mari kita simak 2 contoh ayat berikut :
1. Bintang adalah misil / peluru untuk merudal setan
QS 67:5
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
Walaqad zai-yannaassamaa-addunyaa bimashaabiiha waja'alnaahaa rujuuman li-sysyayaathiini wa-a'tadnaa lahum 'adzaabassa'iir(i)
"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala." – (QS.67:5)
2. Alloh menciptakan 7 lapisan atmosfer, dan bintang-bintang berada di lapisan atmosfer terdekat
QS 41:12.
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Faqadhaahunna sab'a samaawaatin fii yaumaini wa-auha fii kulli samaa-in amrahaa wazai-yannaassamaa-addunyaa bimashaabiiha wahifzhan dzalika taqdiirul 'aziizil 'aliim(i)
"Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa, dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang yang cemerlang, dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa, lagi Maha Mengetahui." – (QS.41:12)
Dengan contoh 2 ayat KONYOL di atas, maka sangat tidak masuk akal kalau masih ada muslim yang ngotot mengatakan Alquran itu KITAB SAKTI yang penuh rahasia sains di dalamnya.
Kalau yang ngomong sebagai "allah" di dalam Quran itu TUHAN, tentunya tidak akan sebodoh itu menyatakan bahwa bintang-bintang adalah rudal untuk menembak setan, dan bintang-bintang berada di lapisan atmosfer bumi yg terdekat.
Secara ilmiah kita semua tahu bahwa bintang-bintang itu berada pada jarak yang sangat jauh dari bumi, berada di luar galaksi kita. Tapi Alquran mengatakan bahwa bintang-bintang itu lebih dekat ketimbang matahari dan bulan. Apakah ini tidak ngaco ? Di mana saintifiknya pengetahuan yang Muhammad ajarkan ini ?
Jelas bahwa "allah" sama sekali bukan TUHAN, melainkan sosok fiktif ciptaan Muhammad yang dimainkan sendiri pula oleh Muhammad. Dan sudah terbukti pula Alquran bukan kumpulan firman Tuhan. Apa yang keluar dari congor Muhammad, yang diklaimnya sebagai firman "allah", tidak lain adalah ucapan hasil olah pikirnya sendiri, yang naif dan penuh kekeliruan.
Secara holistik, dapat saya sampaikan di sini, sedikitnya ada 6 kategori kesalahan Alquran.
1) Kesalahan historis (mis: Dirham pada zaman Yusuf, Haman disangka hidup pada zaman Firaun, dan seterusnya)
2) Kesalahan sains (mis: bintang terletak di lapisan atmosfer terendah dari bumi, gunung berasal dari luar bumi seperti pasak yang ditanam, dan seterusnya)
3) Kesalahan tata bahasa (mis: penggunaan kata ganti yang kacau)
4) Kesalahan ajaran moral (mis: pelegalan perkosaan dan penyelewengan suami)
5) Kesalahan logika (mis: teori ketuhanan yang amburadul, serta unsur kepentingan di dalamnya yg semua ayatnya dibuat sesuai dengan kebutuhan Muhammad)
6) Kesalahan kontradiktif / pertentangan antar ayat dalam satu kitab bahkan pertentangan dalam satu ayat.
Masih pengen bersalto membela muhammad si dalang dan alloh si wayang ?

No comments: